Alonso Tidak Berencana Merotasi Skuadnya

Alonso Tidak Pelatih Bayern Leverkusen, Xabi Alonso, menyatakan bahwa ia tidak berencana untuk merotasi skuadnya secara signifikan dalam pertandingan melawan Eintracht Frankfurt, meskipun pertandingan Liga Champions melawan Bayern Munich sudah menanti di tengah pekan. Alonso menegaskan bahwa timnya akan tetap tampil dengan kekuatan penuh di Bundesliga sebelum bertandang ke Allianz Arena untuk menghadapi Bayern dalam laga pertama babak 16 besar Liga Champions LGOLIVE LINK ALTERNATIF.

Pada konferensi pers yang digelar Jumat lalu, Alonso dengan tegas mengatakan bahwa persiapan timnya tidak akan terpengaruh oleh jadwal pertandingan yang padat. “Kami selalu bermain dengan semangat penuh. Tidak ada satu pertandingan pun yang tidak kami lakukan. Kami akan menghadapi pertandingan besok dengan tim terbaik,” ujarnya. Alonso menambahkan bahwa meskipun ada perhatian terhadap pertandingan Liga Champions yang sangat penting, timnya tetap harus fokus pada pertandingan melawan Frankfurt, yang dipandangnya sebagai bagian dari persiapan terbaik.

Alonso Tidak Leverkusen Siap Hadapi Tantangan Berat di Frankfurt

Leverkusen, yang kini berada dalam performa solid di Bundesliga, akan bertandang ke Frankfurt untuk pertandingan tandang yang tidak mudah. Eintracht Frankfurt, meskipun sedang mengalami musim yang tidak konsisten, tetap menjadi lawan yang tangguh dan siap memberikan perlawanan sengit. Mengingat pentingnya pertandingan melawan Bayern Munich pada hari Rabu, Alonso menyatakan bahwa timnya perlu bermain dengan disiplin dan organisasi yang baik, dengan harapan bisa meraih hasil positif.

“Persiapan terbaik untuk perjalanan ke Munich adalah dengan memainkan pertandingan yang bagus, baik dengan maupun tanpa bola,” tambah Alonso. Ia menegaskan bahwa timnya harus terus bermain dengan intensitas tinggi dan tidak menganggap remeh pertandingan melawan Frankfurt, meski Bayern akan menjadi fokus utama di pekan depan.

Kondisi skuad Leverkusen juga diperkirakan cukup stabil untuk pertandingan melawan Frankfurt. Alonso memiliki hampir semua pemain utama tersedia, kecuali Piero Hincapie yang harus absen karena akumulasi kartu kuning, serta Jeanuel Belocian dan Martin Terrier yang masih dalam pemulihan cedera panjang. Kehilangan Hincapie, yang merupakan bek tengah kunci bagi tim, tentu akan menjadi tantangan bagi Leverkusen. Namun, Alonso optimistis bahwa skuadnya cukup dalam untuk menghadapinya.

Menjaga Momentum di Bundesliga Sebagai Persiapan Menuju Tantangan Liga Champions

Pertandingan melawan Bayern Munich di babak 16 besar Liga Champions menjadi laga yang sangat dinantikan, mengingat prestasi Leverkusen yang sedang menanjak di musim ini. Namun, Alonso menegaskan bahwa tidak ada perbedaan pendekatan antara laga domestik dan Eropa.” Kami selalu berusaha untuk bermain dengan cara yang sama, dengan semangat dan tekad yang tinggi,” katanya.

Alonso Tidak Dengan komitmen penuh terhadap pertandingan melawan Frankfurt, Xabi Alonso berharap dapat menjaga momentum timnya, sekaligus mempersiapkan dengan baik tim untuk tantangan besar di ajang Eropa. Leverkusen akan berusaha meraih kemenangan di Bundesliga demi menjaga posisi mereka di papan atas, sembari menatap dengan penuh harapan pertandingan krusial melawan Bayern di Liga Champions.

Jadi, meskipun jadwal padat dan pertandingan penting melawan Bayern Munich di Liga Champions menanti, Xabi Alonso memastikan bahwa Bayer Leverkusen akan tetap tampil dengan kekuatan penuh dalam setiap pertandingan yang dijalani. 

Pelatih asal Spanyol itu mengungkapkan bahwa timnya tidak akan mengorbankan satu pertandingan pun, baik itu di Bundesliga maupun Liga Champions. Menurutnya, setiap laga adalah kesempatan berharga untuk meraih poin dan memperkuat posisi tim di semua kompetisi yang diikuti.

 

AC Milan Siapkan Cesc Fabregas sebagai Kandidat

AC Milan Performa AC Milan di musim 2024/2025 belum sesuai harapan IDCWIN88 LINK ALTERNATIF. Klub raksasa Italia ini mengalami kesulitan di berbagai kompetisi, membuat masa depan pelatih Sergio Conceicao semakin dipertanyakan. Situasi ini mendorong manajemen Milan untuk mulai mencari opsi pengganti, dan salah satu nama yang mencuat adalah Cesc Fabregas, pelatih Como 1907.

Musim Sulit bagi AC Milan

Di Liga Champions, Milan tersingkir lebih awal setelah kalah dari Feyenoord di babak play-off knockout. Yang lebih mengejutkan, saat itu Feyenoord sedang dalam kondisi tanpa pelatih utama. Kegagalan di kompetisi Eropa ini memperburuk situasi bagi tim asuhan Conceicao.

Di Serie A, performa Rossoneri juga jauh dari kata memuaskan. Hingga pekan ke-26, Milan tertahan di peringkat ke-8 klasemen dengan koleksi 41 poin. Mereka tertinggal delapan poin dari Juventus yang berada di posisi keempat batas terakhir untuk lolos otomatis ke Liga Champions musim depan.

Kekalahan terbaru dari Bologna dengan skor 1-2 di Stadion Renato Dall’Ara, Kamis (27/2/2025), semakin memperburuk keadaan. Dengan semakin menipisnya peluang untuk finis di zona Liga Champions, tekanan terhadap Conceicao pun semakin besar.

Manajemen Milan sebelumnya telah menetapkan target jelas untuk musim ini: finis di posisi empat besar. Jika target ini gagal tercapai, bukan tidak mungkin Conceicao akan kehilangan jabatannya sebelum musim berakhir.

Fabregas Jadi Opsi Utama

Dalam upaya mencari pengganti, Milan kini mengarahkan pandangan mereka ke Cesc Fabregas. Mantan gelandang Arsenal, Barcelona, dan Chelsea ini saat ini menangani Como 1907 dan telah menunjukkan kemampuannya sebagai pelatih.

Fabregas dikenal memiliki filosofi permainan menyerang yang atraktif. Di tangan pelatih asal Spanyol ini, Como tampil mengejutkan di Serie A dengan beberapa hasil positif melawan klub-klub besar seperti Atalanta, AS Roma, dan Napoli. Prestasinya ini menarik perhatian Milan, yang ingin kembali ke jalur persaingan papan atas.

AC Milan Menurut laporan, Milan telah memulai langkah pendekatan untuk memboyong Fabregas pada akhir musim nanti. Namun, langkah ini dipastikan tidak akan mudah. Como, yang dimiliki oleh investor asal Indonesia, memiliki visi jangka panjang bersama Fabregas dan kemungkinan besar akan berusaha mempertahankannya.

Alternatif Lain: Sarri dan De Zerbi

Selain Fabregas, Milan juga mempertimbangkan beberapa nama lain sebagai kandidat pelatih baru. Dua nama yang masuk dalam radar adalah Maurizio Sarri dan Roberto De Zerbi.

AC Milan Sarri, yang sebelumnya menangani Lazio, Napoli, dan Chelsea, memiliki pengalaman luas di Serie A serta gaya permainan berbasis penguasaan bola yang bisa cocok dengan skuad Milan. Sementara itu, De Zerbi saat ini masih menangani Brighton di Premier League dan dikenal dengan taktik menyerang yang modern.

Kedua pelatih ini dinilai sebagai opsi alternatif jika Milan gagal mendatangkan Fabregas. Namun, keputusan akhir tetap bergantung pada bagaimana Milan menyelesaikan musim ini serta kesediaan kandidat yang diincar.

Tantangan di Sisa Musim

Dengan kompetisi yang masih berlangsung, Conceicao masih punya kesempatan untuk membuktikan diri dan membawa Milan finis di zona Liga Champions. Namun, jika performa tidak segera membaik, perubahan di kursi pelatih tampaknya hanya tinggal menunggu waktu.

Bagi Milan, musim ini menjadi ujian berat yang bisa menentukan arah klub ke depan. Apakah mereka akan tetap bertahan dengan Conceicao, atau akan mengambil langkah berani dengan mendatangkan pelatih baru? Semua tergantung pada hasil yang diraih di pekan-pekan mendatang

 

Di Mana Mereka Sekarang? 6 Pemain Arsenal

Di Mana Pada 2019, Mikel Arteta diangkat sebagai manajer Arsenal dengan harapan membawa tim kembali ke jalur kemenangan IDCWIN88 LINK ALTERNATIF. Salah satu masukan yang diterima Arteta datang dari mantan penyerang Arsenal, Kevin Campbell. Dalam perbincangannya, Campbell menyarankan Arteta untuk mempertahankan enam pemain tertentu, meskipun semuanya kini telah meninggalkan Emirates. 

Lalu, bagaimana perjalanan mereka sejak saat itu? Berikut adalah kisah enam pemain yang dimaksud dan di mana mereka sekarang.

Bernd Leno

Sebagai penjaga gawang yang didatangkan untuk menggantikan Petr Cech pada musim panas 2018, Bernd Leno mengawali kariernya dengan menjanjikan di Arsenal. Leno tampil lebih dari 100 kali untuk The Gunners, namun akhirnya posisinya digantikan oleh Aaron Ramsdale. 

Setelah meninggalkan Arsenal pada 2022, Leno bergabung dengan Fulham di Liga Primer dan terus menunjukkan kualitasnya sebagai kiper tangguh. Meskipun demikian, Arsenal tampaknya tidak menyesal dengan keputusan tersebut, mengingat performa Ramsdale memukau pada saat itu.

Hector Bellerin

Bellerin merupakan salah satu bek kanan terbaik yang pernah dimiliki Arsenal. Dengan kecepatan luar biasa dan kemampuan menyerang tajam, Bellerin menunjukkan potensi besar saat pertama kali bermain untuk Arsenal. 

Namun, serangkaian cedera menghambat perkembangannya. Pada 2022, ia memutuskan untuk meninggalkan klub dan kembali ke Spanyol dengan bergabung bersama Real Betis, klub yang ia dukung sejak kecil. Meski tak lagi bermain di Arsenal, Bellerin tetap dihormati oleh penggemar sebagai salah satu pemain yang memberikan banyak kenangan manis.

Matteo Guendouzi

Gelandang asal Prancis ini sempat memiliki masa depan cerah di Arsenal setelah tiba dari Lorient pada 2018. Namun, ketidakmampuan Guendouzi untuk mengendalikan emosinya, terutama setelah insiden dengan Neal Maupay pada 2020, membuat Arteta memutuskan untuk meminjamkan dan akhirnya menjualnya ke Marseille. Sejak bergabung dengan klub Prancis tersebut, Guendouzi semakin berkembang dan menjadi pemain kunci di lini tengah.

Nicolas Pepe

Pepe didatangkan dengan harapan menjadi pemain sayap top, setelah Arsenal mengeluarkan dana sebesar £72 juta untuk merekrutnya dari Lille pada 2019. Walau sempat menunjukkan kualitasnya dengan beberapa gol penting, terutama di Liga Europa, performa Pepe di Arsenal sering kali tidak konsisten. 

Setelah kontraknya berakhir pada 2023, Pepe bergabung dengan klub Turki, Trabzonspor, sebelum pindah ke Villarreal di La Liga. Di Spanyol, ia mencoba untuk membangkitkan kembali kariernya yang sempat redup.

Di Mana Pierre-Emerick Aubameyang

Pada tahun 2020, Aubameyang merupakan salah satu pencetak gol utama Arsenal dan peranannya sangat penting dalam kemenangan mereka di Piala FA. Namun, hubungan yang semakin renggang dengan Arteta menyebabkan Aubameyang dilepas pada Januari 2022. Meskipun ia sempat tampil cukup baik bersama Barcelona dan Marseille, performa Aubameyang semakin menurun. Saat ini, ia bermain di Liga Pro Saudi bersama Al-Qadsiah, di mana ia telah mencetak 10 gol di musim 2024-25.

Di Mana Alexandre Lacazette

Lacazette, yang didatangkan dengan biaya tinggi dari Lyon pada 2017, tampil kurang meyakinkan pada musim terakhirnya di Arsenal. Meskipun ia mencetak beberapa gol penting, ia sering kali tidak dapat memenuhi ekspektasi sebagai penyerang utama. 

Setelah kembali ke Lyon pada 2022, Lacazette tampak seperti pemain yang baru lahir kembali. Dalam 102 pertandingan, ia telah mencetak 63 gol dan memberikan 13 assist, dengan rata-rata satu gol setiap 150 menit di musim 2024-25.

Enam pemain yang Kevin Campbell rekomendasikan pada 2019 mungkin tidak lagi bermain di Arsenal, namun perjalanan karier mereka sejak saat itu memberikan gambaran tentang bagaimana keputusan-keputusan transfer dapat membentuk masa depan baik bagi klub maupun pemain itu sendiri. 

Mikel Arteta, telah sukses membawa Arsenal ke level lebih tinggi, tampaknya tepat dalam menjalani prospek jangka panjang, meski sebagian dari nama-nama tersebut kini melanjutkan petualangan di tempat lain.

 

5 Pemain yang Dipilih Pelatih Legendaris

5 Pemain Roy Hodgson, mantan manajer timnas Inggris, dikenal karena mengambil jalur yang tidak biasa dan sering membuat pilihan yang mengejutkan selama masa jabatannya antara tahun 2012 dan 2016 LIGALGO LINK GACOR DAN AMAN. Salah satu keputusan menarik yang ia buat adalah memilih pemain yang ia rasa layak untuk memenangkan Ballon d’Or, penghargaan tertinggi dalam dunia sepak bola. 

Beberapa pilihan Hodgson untuk penghargaan ini menarik perhatian karena mencakup pemain-pemain yang menjadi favorit publik. Dalam artikel, kita akan menelusuri di mana para pemain yang dipilih Hodgson berada sekarang.

Lionel Messi (2012)

Pada tahun 2012, Hodgson memilih Lionel Messi sebagai pemenang Ballon d’Or, keputusan yang tidak mengherankan mengingat Messi mencetak 91 gol yang luar biasa di sepanjang tahun itu. Keputusan ini mengikuti arus utama, karena Messi menjadi favorit banyak orang. Sejak saat itu, Messi terus mendominasi dunia sepak bola dengan meraih empat Ballon d’Or tambahan. Pada 2023, setelah sukses besar bersama Barcelona dan memenangkan Piala Dunia 2022 bersama Argentina, Messi kini bermain di Inter Miami, klub di Major League Soccer (MLS), setelah sebelumnya memperkuat Paris Saint-Germain.

Cristiano Ronaldo (2013 dan 2015)

Ronaldo, yang meraih Ballon d’Or pada 2013, menjadi pilihan utama Hodgson sebagai pemain terbaik pada tahun tersebut. Namun, kejutan datang pada 2015 ketika Hodgson memilih Ronaldo lagi, meskipun Messi meraih penghargaan itu. Selain itu, Hodgson juga mencatatkan nama Eden Hazard di posisi ketiga. Setelah memenangkan dua Ballon d’Or berturut-turut pada 2016 dan 2017, Ronaldo melanjutkan kariernya dengan pindah dari Real Madrid ke Juventus, kemudian ke Manchester United, dan akhirnya ke klub Liga Pro Saudi, Al-Nassr, pada 2023. Meski pindah ke Timur Tengah, Ronaldo tetap menunjukkan kemampuan luar biasa dengan mencetak banyak gol.

Radamel Falcao (2012)

Pada tahun 2012, Radamel Falcao dipilih Hodgson sebagai pilihan ketiganya untuk Ballon d’Or, sebuah keputusan yang menarik mengingat dominasi Messi dan Ronaldo di penghargaan tersebut. Falcao pada saat itu menjadi salah satu penyerang terbaik di dunia, terutama berkat penampilannya bersama Atletico Madrid. Kini, pada usia 39 tahun, Falcao masih aktif bermain di Kolombia bersama Millonarios FC setelah berkelana di berbagai klub besar seperti Chelsea dan Manchester United.

Eden Hazard (2015)

Pilihan Hodgson untuk menempatkan Eden Hazard di posisi ketiga pada tahun 2015 menjadi kontroversial karena penurunan performa Hazard setelah musim 2014-2015 yang luar biasa. Hazard kesulitan mencetak gol pada musim berikutnya, yang membuat pilihan tersebut semakin mencengangkan. Sejak itu, Hazard pindah ke Real Madrid, namun cedera yang sering menghalanginya membuat kontribusinya terbatas. Kini, pemain Belgia ini masih berusaha bangkit di Madrid.

Javier Mascherano (2014)

Pada tahun 2014, Hodgson membuat keputusan yang sangat kontroversial dengan memilih Javier Mascherano sebagai pemain terbaik dunia. Keputusan ini tidak hanya mengejutkan, tetapi juga menciptakan perdebatan, karena Mascherano tidak terpilih dalam tim terbaik dunia dan hanya memiliki sedikit pengakuan dalam penghargaan Ballon d’Or itu sendiri. Kini, Mascherano telah pensiun dan beralih ke dunia kepelatihan, menangani mantan rekan setimnya, Lionel Messi, di Inter Miami.

5 Pemain Philipp Lahm dan Manuel Neuer (2014)

Pada 2014, Hodgson menempatkan dua pemain Jerman, Philipp Lahm dan Manuel Neuer, di posisi kedua dan ketiga. Lahm, yang merupakan kapten tim Jerman yang memenangkan Piala Dunia 2014, menyelesaikan kariernya di Bayern Munich pada 2017 setelah memenangkan berbagai gelar, termasuk tiga Bundesliga berturut-turut. Neuer, yang dianggap sebagai kiper terbaik dunia pada saat itu, kini masih bermain untuk Bayern Munich meskipun sering dihantam cedera. Meskipun tidak memenangi Ballon d’Or, kedua pemain ini tetap menjadi ikon dalam dunia sepak bola.

5 Pemain Pilihan Roy Hodgson untuk Ballon d’Or sering kali mengejutkan banyak orang, tetapi beberapa dari pemain yang ia pilih telah membuktikan diri mereka sebagai legenda dalam sepak bola dunia. Meskipun beberapa pilihan tidak sesuai dengan arus utama, kita dapat melihat bahwa karier para pemain ini berkembang dengan berbagai pencapaian, dari kemenangan Piala Dunia hingga gelar-gelar individu yang tak terhitung jumlahnya. Seiring waktu, pilihan-pilihan kontroversial Hodgson semakin menunjukkan bahwa kadang-kadang, keputusan yang tidak biasa bisa membawa dampak besar dalam dunia sepak bola.

 

5 Calon Pemain Sepak Bola yang Ingin Keluar dari

5 Calon Dalam dunia sepak bola, bakat sering kali diturunkan dalam keluarga, dan sering kali kita melihat dua atau lebih saudara yang berkompetisi di level tinggi LIGALGO LINK ANTI RUNGKAD. Namun, tidak jarang pula anggota keluarga yang lebih muda harus berjuang keras untuk keluar dari bayang-bayang keberhasilan saudara mereka yang lebih dikenal. 

Berikut ini adalah enam calon pemain sepak bola yang berusaha keras untuk menapaki jalan mereka sendiri dan menunjukkan kemampuan mereka di luar bayang-bayang saudara mereka yang lebih terkenal.

Jobe Bellingham

Jobe Bellingham mungkin hanya berusia 19 tahun, namun ia sudah membuktikan bahwa ia mampu mencapai kesuksesan di lapangan, meskipun selalu dibandingkan dengan kakaknya yang luar biasa, Jude Bellingham. Jude telah menjadi salah satu pemain muda paling bersinar di dunia sepak bola, dengan prestasi gemilang di Borussia Dortmund dan Real Madrid. 

Jobe, yang kini bermain untuk Sunderland di Championship, sudah menunjukkan kualitas menjanjikan, mencetak tujuh gol dan memberikan beberapa assist. Beberapa laporan menghubungkannya dengan klub-klub besar, termasuk Real Madrid. Jika ia terus berkembang, Jobe bisa menjadi bintang sepak bola dunia dalam waktu dekat.

Aaron dan Jacob Ramsey

Kakak beradik Aaron dan Jacob Ramsey memulai karier mereka di akademi Aston Villa, namun perjalanan mereka di sepak bola profesional sangat berbeda. Jacob, kini berusia 23 tahun, telah menjadi bagian integral dari skuad utama Villa, tampil dalam lebih dari 150 pertandingan dan mencetak 16 gol. 

Di sisi lain, Aaron, yang lebih muda satu tahun, sempat dipinjamkan ke beberapa klub dan akhirnya pindah ke Burnley pada tahun 2023. Sayangnya, cedera lutut yang cukup serius telah menghambat karier Aaron, dan ia belum dapat mengikuti jejak sukses sang kakak yang lebih dulu mendapat perhatian lebih di Premier League.

Caleb dan Carney Chukwuemeka

Kakak beradik Caleb dan Carney Chukwuemeka pernah bersaing di akademi Aston Villa, namun nasib mereka sangat berbeda. Carney, yang lebih muda sembilan bulan, kini telah menorehkan prestasi lebih besar dengan pindah ke Chelsea seharga £20 juta dan tampil di 32 pertandingan untuk The Blues. 

Ia kini dipinjamkan ke Borussia Dortmund, dan bisa saja bergabung permanen dengan klub Bundesliga tersebut. Sementara itu, Caleb, meskipun memiliki musim yang cemerlang di Liga Primer 2, kini bermain untuk AC Bellinzona di divisi kedua Swiss, sebuah langkah yang jauh dari impian untuk bersaing di level lebih tinggi seperti saudaranya.

Josh dan Jacob Murphy

5 Calon Kakak beradik Josh dan Jacob Murphy memiliki perjalanan karier yang sangat menarik. Josh, yang kini bermain di Portsmouth, telah mencetak lebih dari 50 gol sepanjang kariernya dan bermain di Championship. Namun, perhatian lebih sering diberikan kepada Jacob, saudara kembarnya, yang kini bersinar di Newcastle United. 

Jacob menjadi favorit penggemar dengan penampilan impresif, mencetak gol dan assist yang penting di Premier League, termasuk dalam kemenangan luar biasa melawan PSG di Liga Champions. Meskipun Josh menjalani musim terbaiknya, peluang untuk mencapai level Premier League tampaknya semakin tipis.

Laurence dan Joe Maguire

Harry Maguire, pemain bertahan termahal di dunia yang dibeli Manchester United pada 2019, memiliki dua saudara yang juga berkarier di sepak bola, yaitu Laurence dan Joe Maguire. Kedua saudara Harry ini bermain di level yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan sang kakak. 

Laurence kini bermain di MK Dons, sementara Joe berkompetisi di liga non-profesional. Meskipun saat ini keduanya jauh dari kesuksesan yang diraih Harry, mereka tetap memiliki ambisi besar untuk menunjukkan kemampuan mereka dan meraih kesuksesan yang lebih besar di dunia sepak bola, meskipun tantangan yang mereka hadapi jauh lebih besar.

5 Calon Bakat sepak bola memang sering kali diturunkan dalam keluarga, tetapi pencapaian seorang pemain tidak selalu dapat diikuti begitu saja oleh saudaranya. Para pemain seperti Jobe Bellingham, Aaron Ramsey, Caleb Chukwuemeka, Josh Murphy, dan Laurence serta Joe Maguire berjuang keras untuk membuktikan bahwa mereka memiliki kemampuan unik yang dapat membawa mereka keluar dari bayang-bayang saudara mereka yang lebih terkenal. 

Meskipun tantangan mereka tidak mudah, masing-masing dari mereka menunjukkan bahwa perjalanan menuju sukses di sepak bola adalah milik individu, dan mereka siap untuk mencapainya dengan usaha keras.

 

Legenda Chelsea Didier Drogba Membela Jose Mourinho

Legenda Chelsea Didier Drogba Membela Jose Mourinho Setelah Tuduhan Rasisme

Legenda Chelsea, Didier Drogba, angkat suara membela Jose Mourinho setelah pelatih asal Portugal itu dituduh melakukan pernyataan rasis oleh Galatasaray. Drogba, yang memiliki hubungan dekat dengan Mourinho sejak masa kejayaannya di Stamford Bridge, menegaskan bahwa tuduhan tersebut tidak mencerminkan sosok pelatih yang dikenalnya.

Tuduhan Rasisme dan Reaksi Galatasaray

Jose Mourinho, yang kini menukangi Fenerbahce, kembali menjadi sorotan setelah Galatasaray mengumumkan rencana untuk memproses hukum atas dugaan pernyataannya yang dianggap merendahkan orang-orang Turki. Tuduhan ini muncul usai laga panas antara Fenerbahce dan Galatasaray yang berakhir tanpa gol, memicu ketegangan di luar lapangan. Pihak Fenerbahce langsung memberikan pembelaan, menegaskan bahwa ucapan Mourinho telah disalahartikan dan diambil di luar konteks. Namun, Galatasaray tampaknya tetap bersikeras membawa masalah ini ke jalur hukum, menambah bumbu dalam rivalitas sengit kedua klub raksasa Turki tersebut. LGOACE

Drogba: “Mourinho Bukan Rasis”

Drogba, yang pernah bermain di bawah asuhan Mourinho di Chelsea dan juga membela Galatasaray selama satu setengah tahun, menunjukkan dukungan penuh kepada mantan pelatihnya. “Kepada @GalatasaraySK, kalian tahu betapa bangganya saya mengenakan kaus kuning dan merah serta kecintaan saya pada klub paling berprestasi di Turki!” tulis Drogba di media sosial.

“Saya telah melihat komentar-komentar terkini tentang Jose Mourinho. Percayalah ketika saya mengatakan bahwa saya telah mengenal Jose selama bertahun-tahun dan dia bukan seorang rasis. Sejarahnya, baik masa lalu maupun masa kini, membuktikan hal tersebut.” Drogba juga mengajak para penggemar Galatasaray untuk tetap fokus mendukung tim mereka dalam perebutan gelar Super Lig. “Bagaimana mungkin ‘Ayah’ saya menjadi seorang rasis? Ayolah, kawan-kawan!” tambahnya.

Kiprah Mourinho di Fenerbahce

Sejak ditunjuk sebagai manajer Fenerbahce pada Juni 2024, Mourinho menghadapi tantangan besar dalam perburuan gelar liga. Saat ini, Fenerbahce berada di posisi kedua klasemen dengan selisih enam poin dari Galatasaray yang memimpin. Meski begitu, mereka unggul jauh atas pesaing lainnya dan berpeluang besar lolos ke Liga Champions musim depan. Di kompetisi Eropa, Fenerbahce masih bertahan di Liga Europa setelah mengalahkan Anderlecht dengan agregat 5-2 di babak play-off. Kini, mereka bersiap menghadapi Rangers di babak 16 besar. LGOACE

Galatasaray Gagal di Liga Europa

Sementara itu, Galatasaray yang dilatih oleh Okan Buruk mengalami nasib kurang baik di ajang Liga Europa musim ini. Tim asal Turki tersebut gagal menunjukkan performa maksimal di fase liga, di mana mereka tidak mampu bersaing dengan klub-klub lain untuk finis di delapan besar. Akibatnya, mereka harus menghadapi AZ Alkmaar di babak gugur dan sayangnya tidak mampu membalikkan keadaan. Setelah menjalani dua leg yang sulit, Galatasaray harus menerima kenyataan pahit tersingkir dari kompetisi setelah kalah dengan agregat 6-3 dari wakil Belanda tersebut. Hasil ini pun memastikan mereka gagal melangkah ke babak 16 besar, sehingga harapan untuk melaju lebih jauh di kompetisi Eropa musim ini harus kandas lebih cepat dari yang diharapkan. LGOACE

Drogba Bela Mourinho di Tengah Kontroversi

Dukungan Didier Drogba terhadap Mourinho menunjukkan betapa kuatnya ikatan antara keduanya. Sementara itu, situasi panas antara Fenerbahce dan Galatasaray semakin memperkuat rivalitas kedua klub di Turki. Apakah Mourinho mampu membawa Fenerbahce menyalip Galatasaray di puncak klasemen? Atau akankah kontroversi ini berdampak pada performa timnya di sisa musim ini? Kita tunggu saja bagaimana kelanjutan kisah ini. LGOACE SLOT

Legenda Atletico Madrid Kagum dengan Bintang Muda Barcelona

Legenda Atletico Madrid Kagum dengan Bintang Muda Barcelona – ‘Kita Sedang Menanti Pemenang Ballon d’Or Berikutnya’

Lamine Yamal, pemain muda berbakat Barcelona, terus mencuri perhatian dengan penampilannya yang luar biasa. Baru memasuki musim keduanya bersama Barcelona, pemain berusia 17 tahun ini sudah menjadi salah satu wajah utama tim, baik di level klub maupun di tim nasional Spanyol. Lamine, yang merupakan lulusan La Masia, telah membuktikan dirinya sebagai salah satu pemain paling menjanjikan di dunia sepak bola saat ini.

Pada 2024, ia menerima penghargaan Golden Boy dan Kopa Trophy, yang menunjukkan betapa besar potensi yang dimiliki oleh anak muda ini. Namun, meskipun telah meraih banyak prestasi, ekspektasi terhadap Lamine tidak berhenti di sana. Banyak kalangan yang memprediksi bahwa ia akan menjadi calon kuat pemenang Ballon d’Or di masa depan, termasuk legenda sepak bola dunia seperti Cristiano Ronaldo. LGOACE

Bahkan, daftar pengagum Lamine semakin panjang, dan yang terbaru bergabung dalam barisan tersebut adalah Paulo Futre, legenda sepak bola asal Portugal yang terkenal berkat kariernya di Porto dan Atletico Madrid. Futre, yang dikenal sebagai pemain sayap andal pada era 1980-an dan 1990-an, memuji kualitas luar biasa yang dimiliki oleh Lamine Yamal.

Futre Sebut Lamine Yamal Sebagai Calon Pemenang Ballon d’Or Berikutnya

Dalam wawancara dengan Que T’hi Jugues, Futre tidak ragu untuk menyebutkan Lamine sebagai calon pemenang Ballon d’Or yang akan datang. “Lamine adalah sebuah fenomena. Kita sedang menanti pemenang Ballon d’Or berikutnya, dan saya tidak tahu berapa kali dia akan menang dalam beberapa tahun mendatang karena dia bisa memenangkan beberapa penghargaan,” ujar Futre dengan penuh keyakinan.

Futre mengakui bahwa kualitas Lamine sangat luar biasa, dan ia melihat sang pemain muda sebagai ciri pemain terhebat dunia. “Lamine bermain dengan kepribadian yang luar biasa, kualitas, dan karakter pemenang,” lanjut ikon Atletico Madrid tersebut. LGOACE

Sebagai seorang maestro dribel di masanya, Futre mengamati dengan seksama gaya permainan Lamine yang memukau. Futre percaya bahwa Lamine memiliki segala atribut untuk menjadi pemain top dunia, yang dapat menguasai panggung internasional dalam beberapa tahun ke depan. “Dia menunjukkan potensi yang besar, dan jika dia terus berkembang, tidak ada batasan bagi apa yang bisa dicapainya,” tambahnya.

Deretan Pengakuan untuk Lamine Yamal

Ketika ditanya tentang pemain Barcelona mana yang akan ia rekrut jika diberi kesempatan untuk bergabung dengan Atletico Madrid, Futre tidak ragu memilih Lamine Yamal sebagai pilihan utamanya. “Jika menjadi seorang manajer dan harus memilih untuk merekrut pemain saat ini, tentu saja jawabannya Lamine. Meski ada Raphinha dan Pedri yang juga sangat berbakat, Lamine adalah yang paling menonjol,” kata Futre.

Pujian dari Paulo Futre semakin memperkuat pengakuan yang telah diterima oleh Lamine Yamal dalam perjalanan kariernya yang masih sangat muda. Meskipun baru berusia 17 tahun, Lamine telah menunjukkan kualitas luar biasa dan menjadikannya salah satu pemain muda paling menjanjikan di dunia sepak bola.  LGOACE

Futre, seorang legenda Atletico Madrid, bukanlah satu-satunya yang terpukau oleh kemampuan dribel, visi permainan, dan kepribadian  Lamine Yamal. Sebelumnya, nama Lamine sudah sering disebut-sebut oleh banyak tokoh sepak bola terkemuka, termasuk legenda seperti Cristiano Ronaldo, sebagai calon pemenang Ballon d’Or di masa depan.

Kemampuan Lamine di lapangan membuatnya tidak hanya menjadi bintang masa depan di Barcelona, tetapi juga menjadi salah satu pemain penting di tim nasional Spanyol. Dalam dua musim pertamanya bersama Barcelona, ia telah membuktikan dirinya sebagai pemain yang tak tergantikan, memegang peran kunci dalam serangan tim. 

Tidak hanya itu, ia juga terus berkembang pesat, menunjukkan kedewasaan dan ketenangan luar biasa meskipun usianya masih sangat muda. Pada 2024, Lamine meraih penghargaan Golden Boy dan Kopa Trophy, dua prestasi yang menegaskan bahwa ia memang seorang talenta luar biasa. LGOACE SLOT

Lazio Tersingkir dari Coppa Italia Inter Milan Melaju ke Semifinal

Lazio Tersingkir dari Coppa Italia, Inter Milan Melaju ke Semifinal

Harapan Lazio untuk melangkah lebih jauh di Coppa Italia 2025 kandas setelah mereka takluk 0-2 dari Inter Milan dalam laga perempat final yang berlangsung di Stadio Giuseppe Meazza, Rabu 26/2/25. Kekalahan ini memastikan langkah Nerazzurri ke babak semifinal, sekaligus memperpanjang tren positif mereka di kompetisi domestik.

Dua gol kemenangan Inter dicetak oleh Arnautovic dan Calhanoglu, yang masing-masing memanfaatkan kelengahan lini pertahanan Lazio. Meski sempat memberikan perlawanan, tim asuhan Maurizio Sarri kesulitan menembus kokohnya pertahanan Inter yang dikomandoi oleh duet bek tengah andalan mereka. LGOACE

Dominasi Inter, Lazio Gagal Bangkit

Sejak menit awal, Inter tampil dominan dengan penguasaan bola yang lebih baik dan tekanan tinggi ke lini pertahanan Lazio. Upaya mereka akhirnya membuahkan hasil di babak pertama ketika Arnautovic mencetak gol pembuka, membuat Lazio semakin tertekan.

Di babak kedua, upaya Lazio untuk bangkit justru berujung petaka setelah Inter menggandakan keunggulan lewat gol Calhanoglu. Skor 2-0 bertahan hingga peluit panjang dibunyikan, memastikan Inter melaju ke semifinal.

Marko Arnautovic dan Hakan Calhanoglu masing-masing mencetak satu gol di setiap babak untuk membantu Inter meraih kemenangan, sementara Lazio tampil mengecewakan setelah menyingkirkan Napoli dari kompetisi.

Rovella Kecewa dengan Kekalahan Lazio

Gelandang Lazio, Nicolò Rovella, tak bisa menyembunyikan kekecewaannya setelah timnya tersingkir dari Coppa Italia usai kalah 0-2 dari Inter Milan. Dalam wawancara usai pertandingan, Rovella mengungkapkan rasa frustrasinya terhadap hasil laga tersebut, terutama karena ia merasa Lazio tampil lebih baik sepanjang pertandingan. LGOACE SLOT

“Kita tidak boleh hanya melihat permainan individu Lazio, tetapi harus melihat jalannya tim. Tersingkirnya Lazio malam ini membuat kita marah, kita bermain lebih baik dari Inter. Mereka hanya melepaskan dua tembakan dan mencetak dua gol. Itu membuat Anda marah, tetapi kami akan bekerja lebih keras untuk meningkatkan permainan,” ujar Rovella kepada media.

Lazio memang tampil dominan di beberapa aspek permainan, namun gagal mengonversi peluang menjadi gol. Rovella menyoroti bahwa ketajaman lini depan menjadi faktor utama kegagalan timnya di laga ini.

Rovella Soroti VAR dan Evaluasi Lazio Usai Tersingkir dari Coppa Italia

Gelandang Lazio, Nicolò Rovella, kembali menegaskan kekecewaannya usai timnya tersingkir dari Coppa Italia setelah kalah 0-2 dari Inter Milan. Selain menyoroti permainan Lazio yang menurutnya lebih baik dari Inter, ia juga ditanya mengenai kontroversi seputar gol pembuka Nerazzurri dan peran VAR dalam prosesnya.

“Saya tidak bisa berkomentar tentang gol pertama Inter dan posisi De Vrij, saya akan mengulas episode itu nanti. Namun, ada kesalahan dalam penggunaan VAR di liga sebelumnya,” ujar Rovella.

Meskipun merasa Lazio dirugikan dalam beberapa aspek, Rovella tetap menilai timnya tampil solid di San Siro. “Lazio bisa senang dengan kepribadian yang kami tunjukkan di Meazza melawan Inter. Saya ulangi, bagi saya kami bermain lebih baik dari mereka. Kami hanya perlu meningkatkan level dalam fase ofensif,” tambahnya.

Inter Melaju, Lazio Fokus ke Kompetisi Lain

Dengan kemenangan ini, Inter Milan melangkah ke semifinal Coppa Italia dan akan menghadapi rival sekota, AC Milan. Sementara itu, Juventus dijadwalkan bertemu Empoli dalam laga perempat final lainnya untuk menentukan siapa yang akan melengkapi slot di semifinal. Bologna sudah lebih dulu memastikan tempat mereka di babak empat besar. LGOACE

Bagi Lazio, kegagalan ini menjadi pukulan telak, tetapi mereka harus segera bangkit. Persaingan di Serie A masih ketat, dan peluang di kompetisi Eropa masih terbuka. Maurizio Sarri dan anak asuhnya perlu segera menemukan solusi atas ketumpulan lini depan jika ingin tetap kompetitif di sisa musim 2025. 

Kabar Transfer Tottenham Hotspur : Son Heung-min

Kabar Transfer Tottenham Hotspur: Son Heung-min Bisa Tinggalkan Spurs, Bayern Munich Tertarik

Tottenham Hotspur sedang mengalami musim yang penuh tantangan di bawah asuhan pelatih Ange Postecoglou. Dengan hanya meraih 33 poin dari 25 pertandingan, Spurs berada di posisi ke-13 klasemen Liga Premier, jauh tertinggal dari Manchester City yang menempati posisi keempat. 

Kemenangan atas Ipswich Town pada 22 Februari lalu sempat memberikan sedikit harapan, namun kekalahan 1-0 dari Manchester City pada Rabu malam menegaskan bahwa Tottenham masih jauh dari persaingan level atas. Dengan hanya sedikit peluang untuk mengamankan tempat di Liga Champions, banyak pihak merasa bahwa keberhasilan Tottenham musim ini mungkin hanya bisa didapatkan melalui Liga Europa. LIGALGO

Kontrak Tinggal Satu Tahun, Masa Depan Son di Tottenham Menjadi Tanda Tanya

Namun, kabar buruk lain datang dari bursa transfer yang semakin memanas. Pemain bintang Tottenham, Son Heung-min, dikabarkan sedang dipantau oleh Bayern Munich, klub raksasa Jerman. Beberapa sumber melaporkan bahwa Son merasa frustrasi dengan kurangnya ambisi yang ditunjukkan oleh klubnya, yang membuatnya mempertimbangkan untuk mencari tantangan baru di klub dengan ambisi lebih besar.

Son Heung-min, yang telah menjadi ikon bagi Tottenham sejak kedatangannya pada 2015, saat ini sudah berusia 32 tahun. Meski demikian, ia masih tetap menjadi salah satu pemain terbaik di lapangan, terbukti dari penampilannya yang cemerlang pada kemenangan 4-1 atas Ipswich Town, di mana ia menyumbang dua assist. Namun, beberapa kritikan mulai muncul mengenai performanya musim ini, terutama di Liga Premier 2024-25, di mana ia baru mencetak enam gol dan memberikan sembilan assist. Hal ini menjadikan musim ini sebagai yang kedua paling tidak produktif dalam kariernya di Tottenham, setelah musim 2019-20. LIGALGO SLOT

Dengan kontraknya yang hanya tersisa satu tahun lagi pada musim panas 2025, masa depan Son di Tottenham berada di ujung tanduk. Apakah klub akan memperpanjang kontraknya atau mengambil risiko kehilangan pemain bintangnya? Keputusan besar perlu diambil oleh manajemen Tottenham, terutama mengingat penurunan performa yang mungkin terjadi seiring bertambahnya usia Son.

Kepindahan ke Bayern Munich Semakin Dekat

Kepindahan Son ke Bayern Munich pada musim panas nanti semakin mungkin, mengingat ambisi besar yang dimiliki oleh klub asal Bavaria tersebut. Bayern Munich, yang telah mendominasi Bundesliga dengan memenangkan 11 dari 12 gelar terakhir, bisa menjadi tempat yang lebih menjanjikan bagi Son dalam upaya meraih trofi yang selama ini tidak berhasil diraih bersama Spurs. Son sendiri telah mencetak 126 gol di Liga Premier dan saat ini berada di urutan ke-17 pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah kompetisi, namun trofi masih menjadi sesuatu yang sulit dicapai.

Kepergian Son Heung-min akan menjadi masalah bagi Tottenham, yang saat ini tengah berjuang untuk bangkit dari masa-masa sulit. Peran Son sebagai kapten timnas Korea Selatan dan pemain andalan Spurs tidak tergantikan, dan kehilangan dirinya akan menjadi kehilangan besar bagi skuad Postecoglou. Namun, jika Son memutuskan untuk meninggalkan Spurs demi ambisi pribadi dan kesempatan meraih trofi, keputusan itu bisa menjadi pilihan yang sulit diterima oleh sebagian besar penggemar Tottenham, yang berharap sang bintang tetap bertahan dan membawa klub kembali ke jalur kemenangan.

Meskipun begitu, masa depan Son di Tottenham Hotspur semakin tidak pasti, dan kemungkinan kepindahannya ke Bayern Munich bisa menjadi kenyataan pada bursa transfer musim panas mendatang. LIGALGO

Kabar Terkini Cedera Arsenal : Mikel Arteta Mengonfirmasi Pukulan

Kabar Terkini Cedera Arsenal: Mikel Arteta Mengonfirmasi Pukulan Ganda Setelah Hasil Imbang Nottingham Forest di Liga Premier

Pelatih Arsenal, Mikel Arteta, mengonfirmasi bahwa Bukayo Saka dan Gabriel Martinelli diperkirakan tidak akan bermain sebelum jeda internasional bulan Maret, setelah The Gunners ditahan imbang tanpa gol oleh Nottingham Forest dalam laga Liga Premier pada Rabu malam. Hasil 0-0 ini membuat Arsenal kesulitan mencetak gol meski menguasai bola hingga 65%, menambah daftar masalah bagi tim London Utara yang kini tengah menghadapi krisis cedera. LIGALGO

Tanpa kehadiran beberapa pemain kunci seperti Saka, Martinelli, Kai Havertz, dan Gabriel Jesus, Arsenal tampak kehilangan kreativitas dan ketajaman serangan dalam pertandingan tersebut. Saka dan Martinelli, yang menjadi pilar serangan utama bagi tim, dilaporkan masih dalam pemulihan dan Arteta menyatakan bahwa keduanya tidak akan tersedia untuk pertandingan-pertandingan mendatang, termasuk dua laga babak 16 besar Liga Champions melawan PSV Eindhoven.

Arteta memberikan jawaban hati-hati ketika ditanya mengenai kemungkinan kembalinya Saka dan Martinelli sebelum jeda internasional. Ia menyatakan bahwa kemungkinan keduanya kembali sebelum Maret sangat kecil. Namun, saat ditanya mengenai peluang mereka tampil pada pertandingan melawan Fulham pada 1 April 2025, Arteta  menyebutkan bahwa meski ada kemungkinan keduanya bisa kembali, perkembangan mereka dalam beberapa minggu ke depan akan sangat memengaruhi keputusan tersebut.  LIGALGO SLOT

Jangka waktu pemulihan yang panjang ini mengisyaratkan bahwa Saka dan Martinelli diperkirakan akan melewatkan sejumlah pertandingan penting, termasuk dua pertandingan melawan PSV di Liga Champions dan laga melawan Manchester United serta Chelsea di Liga Premier. Hal ini tentu menjadi pukulan besar bagi Arteta, yang bergantung pada kedua pemain tersebut sebagai sumber ancaman utama di lini depan.

Tantangan Berat Tanpa Bintang Utama

Hasil imbang melawan Forest membuat Arsenal kini tertinggal 13 poin dari pemuncak klasemen Liverpool, meskipun The Gunners masih memiliki satu pertandingan lebih sedikit. Dengan jarak yang semakin lebar dan jadwal yang semakin padat, tampaknya semakin sulit bagi Arsenal untuk mengejar ketertinggalan tersebut.

Selain itu, hasil 0-0 ini juga menandai kegagalan Arsenal untuk mencetak gol dalam dua pertandingan Liga Premier berturut-turut, sesuatu yang belum terjadi sejak Mei 2023. Meskipun pemain muda seperti Ethan Nwaneri yang baru berusia 17 tahun tampil dalam pertandingan ini, sulit mengharapkan performa yang setara dengan bintang seperti Saka atau Martinelli.

Di sisi lain, meski lini serang Arsenal kesulitan, pertahanan mereka tetap menjadi kekuatan utama. Dengan hanya kebobolan 23 gol di Liga Premier sejauh ini, Arsenal memiliki rekor pertahanan terbaik di liga. Arteta masih bisa mengandalkan soliditas pertahanan mereka, tetapi tanpa bintang utama di lini depan, The Gunners harus menemukan cara untuk mencetak gol jika ingin tetap kompetitif di semua kompetisi. LIGALGO

Harapan untuk Liga Champions

Meskipun menghadapi masalah cedera, Arsenal masih memiliki peluang di Liga Champions, dengan babak 16 besar melawan PSV Eindhoven yang bisa menjadi ujian berat. Seperti yang terlihat pada laga melawan West Ham United dan Nottingham Forest, tim Arteta bisa saja kesulitan melawan tim yang bermain bertahan dengan rapat. Tanpa pemain kunci, akan semakin sulit bagi Arsenal untuk menembus pertahanan kuat dari tim-tim besar seperti PSV.

Namun, Arteta masih memiliki harapan dengan kekuatan pertahanan yang dimilikinya. Jika mereka dapat menjaga pertahanan mereka tetap solid dan menemukan cara untuk mencetak gol tanpa Saka dan Martinelli, Arsenal masih bisa meraih hasil positif di Liga Champions dan Liga Premier. Namun, tantangan besar tetap menghadang mereka dalam beberapa minggu ke depan. LIGALGO