Alasan Dibalik Performa Buruk Marcus Rashford
Alasan Dibalik Performa Buruk Marcus Rashford
Alasan Dibalik Performa Buruk Marcus Rashford – Marcus Rashford, pemain Manchester United yang besar dan tumbuh dari akademi MU, saat ini sedang ada pada performa buruk. Rashford mengalami penurunan performa yang signifikan musim ini, yang menyebabkan dia menerima kritik yang cukup keras dari para penggemar MU. Manajer Manchester United, Erik ten Hag, juga mengakui hal tersebut.
Setelah MPO08 menampilkan penampilan yang gemilang dengan mencetak 30 gol di seluruh kompetisi musim lalu, dan membantu MU meraih Carabao Cup serta finis di posisi empat besar, Rashford mengalami penurunan yang drastis. Keahliannya dalam mencetak gol secara tiba-tiba menghilang, dengan hanya delapan gol yang berhasil dia cetak menjelang akhir musim. Namun, bukan hanya masalah gol, secara keseluruhan performa Rashford juga mengecewakan.
Kritik bahkan hujatan datang pada Rashford karena terlihat kurang semangat saat bermain, kurang antusias dalam bertahan, dan kurang agresif dalam mengejar lawan. Tidak heran jika banyak fans yang menginginkan Rashford dijual karena dirasa tidak memberikan efek positif pada performa MU.
Berdasarkan performa Rushford, Ten Hag berpendapat bahwa beberapa faktor yang menjadi penyebab penurunan performa Rashford, yaitu faktor tim dan faktor individu pemain itu sendiri. Ten Hag meyakini bahwa diperlukan kerjasama dari kedua belah pihak agar Rashford bisa kembali ke performa terbaiknya. Bahkan, tidak jarang Ten Hag memberikan saran langsung kepada Rashford untuk membantu memperbaiki performanya.
Hujatan Penggemar
Rashford sering menjadi sasaran online sejak menjadi pemain reguler United, paling tidak musim ini, ketika tim Setan Merah kesulitan untuk mendapatkan konsistensi di bawah manajer Erik ten Hag.
Pada September 2021, seorang pria lain dijatuhi hukuman karena memposting komentar rasis dan menghina di halaman Facebook-nya tentang Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka setelah mereka gagal mengeksekusi penalti dalam adu penalti.
Pelecehan yang dialami para pemain memicu kecaman luas dan menyebabkan curahan dukungan terhadap ketiganya. Awal tahun itu, pada bulan Mei, Rashford mengatakan dia telah menerima “sedikitnya 70 hinaan rasial” secara online menyusul kekalahan United melalui adu penalti dari klub Spanyol Villarreal di final Liga Europa.
Rashford mendapat sorakan sinis “boo” ketika ia digantikan dalam pertandingan kandang melawan Brentford dan City pada bulan Oktober dan penggemar di Old Trafford mencemooh saat laga melawan Chelsea pada bulan Desember. Hal tersebut bukan pertama kalinya Rashford mendapat tindakan tidak mengenakan dari penggemar MU.
Laporan FIFA yang diterbitkan pada Juni 2022 mengamati pelecehan yang ditujukan kepada pemain di media sosial pada turnamen Kejuaraan Eropa dan Piala Afrika tahun sebelumnya. Pemain yang paling banyak dianiaya di final Euro 2020 adalah Rashford dan Saka, dengan sebagian besar serangan datang dari pendukung tuan rumah.
Cuitan di Twitter
Pada hari Jumat, 26 April 2024, Rashford me-retweet postingan di X yang berbunyi: “Cara Marcus Rashford diperlakukan benar-benar menjijikkan. Itu kejam. Itu merupakan pelecehan.” Di atasnya ia menulis: “Saya menghargai dukungan Anda! Itu adalah pelecehan dan telah terjadi selama berbulan-bulan. Cukup sudah”
Sang manajer, Ten Hag, menanggapi hal tersebut dengan rasa prihatin. Performa buruk Rashford tidak sepantasnya dibalas dengan komentar kotor MPO08 yang merendahkan dan melecehkan Rashford sebagai individu. Setiap orang harus mendukungnya dan mendorongnya untuk kembali ke level seperti tahun lalu.
Manchester United masih akan bertanding di beberapa pertandingan Liga Premier Inggris. Pertandingan terdekat adalah melawan Burnley pada 27 Maret 2024.