Piala FA Langit di Amex Stadium menjadi saksi bisu kejatuhan Chelsea di ajang Piala FA. Harapan untuk melangkah lebih jauh kandas di tangan Brighton & Hove Albion. Skor 2-1 mengunci perjalanan The Blues di kompetisi ini, meninggalkan pertanyaan besar tentang kesiapan mereka menghadapi tekanan di laga-laga besar LGOLIVE LINK GACOR DAN AMAN.
Enzo Maresca, pria di balik strategi Chelsea, tak bisa mengelak. Ia mengakui bahwa Piala FA adalah medan pertempuran yang tak mudah, dan malam itu, timnya gagal melewatinya.
Chelsea Mengawali dengan Percaya Diri, Tapi Lengah
Gol Cepat, Keberuntungan yang Tak Bertahan Lama
Chelsea memulai laga dengan langkah meyakinkan. Hanya lima menit setelah peluit pertama berbunyi, mereka sudah unggul. Sebuah kesalahan dari Bart Verbruggen, kiper Brighton, justru menjadi keuntungan bagi The Blues. Umpan silang dari sisi kiri mengenai kaki sang penjaga gawang, bola berbelok arah, dan meluncur masuk ke gawangnya sendiri. Chelsea memimpin 1-0.
Namun, keunggulan itu tak lantas membuat Chelsea nyaman. Brighton, yang sejak awal menunjukkan keberanian, merespons dengan cepat.
Gol Penyeimbang Brighton, Chelsea Gagal Mengontrol Pertandingan
Di menit ke-12, Georginio Rutter mencetak gol yang mengembalikan keseimbangan. Sebuah operan matang dari Pascal Groß membuka ruang bagi Rutter, yang tanpa ragu melepaskan tendangan terukur ke sudut gawang Chelsea.
Gol itu mengubah segalanya. Brighton tak lagi sekadar bertahan. Mereka mulai menekan, memanfaatkan setiap celah di pertahanan Chelsea. Sementara itu, The Blues justru kehilangan kontrol atas ritme permainan.
Mitoma, Mimpi Buruk bagi Chelsea
Babak Kedua: Brighton Menekan, Chelsea Terjebak
Memasuki paruh kedua, Brighton semakin percaya diri. Mereka tak lagi bermain bertahan, melainkan menekan dengan agresivitas tinggi. Chelsea, yang di awal tampak solid, mulai terlihat goyah.
Lini tengah mereka kesulitan membangun serangan, sementara barisan pertahanan harus bekerja ekstra keras menahan gempuran Brighton. Raheem Sterling dan Cole Palmer yang diharapkan bisa menjadi kunci serangan justru terisolasi di lini depan.
Kaoru Mitoma dan Gol yang Mengunci Kemenangan
Di menit ke-57, Brighton akhirnya berbalik unggul. Dan nama yang menjadi momok bagi Chelsea adalah Kaoru Mitoma.
Sebuah serangan cepat dari sisi kiri membuat pertahanan Chelsea panik. Pascal Groß kembali menjadi arsitek, mengirim umpan matang ke dalam kotak penalti. Mitoma, dengan kecepatan dan ketenangannya, mengecoh Reece James sebelum melepaskan tembakan keras ke gawang.
Robert Sánchez tak bisa berbuat banyak. Bola melesat cepat melewati jangkauannya. Brighton 2, Chelsea 1.
Chelsea Berjuang, Tapi Tak Mampu Membalas
Gol Mitoma membuat Chelsea semakin tertekan. Maresca merespons dengan memasukkan pemain baru untuk menambah daya gedor—Christopher Nkunku dan Conor Gallagher masuk untuk memberikan kesegaran di lini serang.
Namun, upaya mereka tak cukup. Brighton bertahan dengan disiplin, tak memberi celah sedikit pun bagi Chelsea untuk menyamakan kedudukan.
Peluang terbaik datang di menit ke-80, ketika Cole Palmer melepaskan tembakan keras dari dalam kotak penalti. Tapi kali ini, Bart Verbruggen menebus kesalahannya di awal laga dengan refleks luar biasa, menepis bola yang seharusnya bisa menjadi gol penyelamat bagi Chelsea.
Piala FA Maresca Tak Menyangkal, Piala FA Memang Berat
Setelah peluit panjang berbunyi, wajah kecewa pemain Chelsea tak bisa disembunyikan. Mereka tahu, mereka membuang peluang emas.
Enzo Maresca pun berbicara usai pertandingan.
“Kami tahu sejak awal, Piala FA bukan kompetisi yang mudah. Brighton bermain dengan semangat tinggi dan memanfaatkan peluang yang mereka dapatkan. Kami harus belajar dari ini.”
Sebuah pernyataan yang singkat, tapi jelas. Chelsea belum cukup kuat untuk bersaing dalam tekanan seperti ini.
Piala FA Chelsea Harus Segera Bangkit
Tersingkir dari Piala FA bukan hanya soal kehilangan peluang juara. Ini juga tentang mentalitas. Chelsea harus segera bangkit dan mengalihkan fokus ke kompetisi lain. Premier League masih panjang, begitu pula perjalanan mereka di Eropa.
Kekalahan ini menjadi pelajaran. Sebab di sepak bola, mereka yang tak mampu belajar dari kegagalan hanya akan terjebak di dalamnya. Chelsea harus segera menemukan cara untuk keluar dari bayang-bayang kekalahan ini—sebelum segalanya semakin terlambat.