Fabregas Menuju Inter, Farioli Diincar Sebagai Pengganti
Pergerakan besar terjadi di dunia sepak bola Italia. Como 1907, klub promosi Serie A yang tengah naik daun, kini tengah mencari pelatih baru setelah Cesc Fabregas selangkah lagi akan resmi menjadi pelatih kepala Inter Milan IDNSCORE.
Sosok yang digadang-gadang sebagai kandidat utama untuk mengisi posisi tersebut adalah mantan pelatih Ajax dan OGC Nice, Francesco Farioli.
Menurut laporan dari The Province of Como yang dikutip oleh FCInterNews, manajemen Como telah menjadikan Farioli sebagai target nomor satu untuk mengisi kekosongan yang akan ditinggalkan Fabregas. Langkah ini mencerminkan ambisi besar klub untuk tetap kompetitif di kasta tertinggi Serie A musim depan.
Fabregas Merapat ke Inter Milan: Era Baru di Giuseppe Meazza
Keputusan Simone Inzaghi untuk meninggalkan Inter Milan dan melanjutkan kariernya ke Liga Pro Saudi membuat posisi pelatih kepala Nerazzurri kosong. CEO Inter, Beppe Marotta, tengah bekerja tanpa lelah untuk merampungkan kedatangan Fabregas, yang sukses membawa Como promosi ke Serie A musim 2024/25.
Fabregas dianggap sebagai simbol perubahan generasi dan pendekatan modern dalam dunia kepelatihan. Dengan gaya permainan progresif serta keberaniannya memberi panggung kepada pemain muda, mantan gelandang Barcelona dan Arsenal ini menjadi pilihan menarik bagi Inter.
Namun kepergiannya dari Como juga meninggalkan lubang besar yang harus segera diisi jika klub ingin bertahan dan bersaing di Serie A musim depan.
Francesco Farioli: Profil Pelatih Muda dengan Visi Progresif
Francesco Farioli, berusia 35 tahun, merupakan salah satu pelatih muda paling menjanjikan asal Italia. Kariernya dimulai bukan dari bangku pemain profesional, tetapi dari jalur akademik dan taktik. Ia adalah mantan asisten Roberto De Zerbi saat menangani Sassuolo, sebelum memulai perjalanan mandiri sebagai pelatih kepala di luar negeri.
Farioli mencatatkan pengalaman penting bersama Fatih Karagumruk dan Alanyaspor di Turki, sebelum akhirnya mendapatkan kesempatan melatih di Ligue 1 bersama OGC Nice dan kemudian menangani raksasa Belanda, Ajax Amsterdam, pada musim 2024/25.
Meski musim perdananya bersama Ajax berakhir dengan kekecewaan karena hanya finish di posisi kedua di bawah PSV Eindhoven, gaya main ofensif dan struktural yang diusungnya tetap mendapat pujian dari banyak pengamat sepak bola.
Kembali ke Italia: Farioli Bersiap Jalani Tantangan Pertama di Serie A
Jika resmi ditunjuk oleh Como, maka ini akan menjadi kali pertama Farioli bekerja sebagai pelatih kepala di tanah kelahirannya, Italia. Meskipun belum pernah melatih klub Serie A sebelumnya, rekam jejak dan pendekatan taktiknya yang modern membuatnya menjadi salah satu pelatih yang layak untuk diberi kepercayaan.
Gaya bermainnya yang mengedepankan penguasaan bola, pressing tinggi, dan struktur transisi cepat sangat sejalan dengan tren sepak bola modern yang tengah berkembang di Serie A.
Como, sebagai klub yang baru saja promosi, membutuhkan lebih dari sekadar pelatih tradisional. Mereka membutuhkan arsitek strategi yang dapat membangun fondasi jangka panjang, dan Farioli dinilai sebagai sosok yang mampu memenuhi visi tersebut.
Fabregas Menuju Manajemen Como Bergerak Cepat: Negosiasi Bisa Rampung dalam Waktu Dekat
Pihak manajemen Como, di bawah kepemimpinan Dennis Wise sebagai direktur olahraga, dikabarkan telah memulai komunikasi awal dengan Farioli. Fokus utama saat ini adalah mencapai kesepakatan personal serta menyusun struktur tim pelatih baru.
Dengan bursa transfer musim panas yang semakin dekat, kejelasan posisi pelatih menjadi sangat krusial untuk memulai perencanaan skuad dan strategi pramusim. Farioli dinilai sebagai figur yang mampu memberikan kontinuitas terhadap filosofi permainan menyerang yang telah dibangun Fabregas musim lalu.
Fabregas Menuju Koneksi Gaya Bermain: Kesamaan Filosofi Fabregas dan Farioli
Keputusan menunjuk Farioli sebagai penerus Fabregas tidak datang begitu saja. Keduanya memiliki pendekatan taktik yang cukup mirip berbasis pada penguasaan bola, fleksibilitas formasi, serta penekanan pada progresi vertikal.
Hal ini membuat transisi dari satu era ke era berikutnya di Como bisa berlangsung mulus. Para pemain yang telah terbiasa bermain dalam sistem Fabregas tak perlu banyak menyesuaikan diri bila Farioli datang dengan struktur serupa.