di Bawah Ruben Amorim, Man United Masih Rapuh

di Bawah Ruben Amorim, Man United Masih Rapuh

di Bawah Manchester United kembali diuji. Harapan akan era baru di bawah Ruben Amorim masih jauh dari ekspektasi. Kemenangan atas Leicester City di babak keempat Piala FA 2024/2025 memang diraih, tapi bayang-bayang kelemahan di lini belakang tak kunjung sirna LGODEWA SITUS GACOR DAN AMAN.

Di hadapan publik Old Trafford, Sabtu (8/2/2024) dini hari WIB, Setan Merah menang tipis 2-1. Tapi apakah kemenangan ini cukup untuk menepis kritik? Gol ke gawang mereka menjadi bukti lain bahwa stabilitas pertahanan masih menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan.

Statistik yang Tak Bisa Dibiarkan

Angka berbicara lebih jujur daripada sekadar hasil akhir. Dalam 20 pertandingan di bawah Amorim, Manchester United sudah kebobolan 32 gol. Rata-rata, mereka harus memungut bola dari gawang sendiri 1,6 kali setiap laga.

Dalam periode yang sama, hanya tiga tim yang lebih buruk dalam hal kebobolan:

  • Leicester City (34 gol)
  • Southampton (35 gol)
  • Tottenham Hotspur (36 gol)

Sebagai tim dengan ambisi besar, angka-angka ini adalah alarm yang tak boleh diabaikan. Sesuatu harus berubah. Segera.

Luka di Old Trafford: Kekalahan dari Bournemouth

Jika ada satu laga yang mencerminkan rapuhnya Manchester United, mungkin itu adalah saat mereka dipermalukan Bournemouth 0-3 di Old Trafford pada 22 Desember 2024. Hasil yang menyakitkan, bukan hanya bagi tim, tapi juga bagi para penggemar yang mendambakan kembalinya kejayaan.

Bournemouth, yang tak memiliki skuad bertabur bintang, mampu mengeksploitasi celah-celah di lini belakang MU dengan efektif. Mereka menunjukkan bahwa organisasi permainan lebih berarti dibandingkan sekadar nama besar.

Amorim Bicara, Tapi Solusi Masih Dicari

Usai kemenangan atas Leicester, Amorim tak menutupi fakta. Ia sadar bahwa timnya masih jauh dari sempurna.

“Kami belum mencapai level yang saya inginkan. Ada perbaikan, tapi masih banyak yang harus dibenahi,” ucapnya dalam konferensi pers.

Satu hal yang patut dihargai, Amorim tak berkelit. Ia tahu tanggung jawab ada di pundaknya, dan ia tak lari dari itu.

di Bawah Apa yang Harus Dibenahi?

MU bukan hanya butuh solusi instan, tapi juga perubahan mendasar. Jika ingin kembali menjadi kekuatan dominan, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki:

  1. Pertahanan yang Lebih Solid
  • Dibutuhkan pemimpin sejati di lini belakang.
  • Koordinasi antar pemain harus lebih disiplin.
  1. Minimalkan Kesalahan Sendiri
  • Gol-gol yang bersarang terlalu banyak datang dari blunder sendiri.
  • Perlu pendekatan taktis yang lebih matang dalam bertahan.
  1. Serangan yang Lebih Efektif
  • Lini depan harus lebih klinis dalam memanfaatkan peluang.
  • Mencetak lebih banyak gol bisa mengurangi tekanan di lini belakang.

di Bawah Kesimpulan: Jalan Panjang Menuju Stabilitas

Manchester United memang menang, tapi pertanyaan besar masih menggantung: Apakah ini pertanda perbaikan atau hanya kemenangan sesaat? Dengan pertahanan yang masih rapuh, tantangan sesungguhnya belum dimulai.

Amorim punya waktu, tapi tidak banyak. Jika perubahan tak segera terjadi, kesabaran akan menjadi barang langka di antara para pendukung. Dan di Manchester United, sejarah telah membuktikan, hanya ada dua pilihan bagi seorang pelatih: sukses atau tergilas tekanan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *